Intip Perjalanan Indonesia Dari Rezim Orde Lama Hingga Orde Baru

Bangsa ini telah mengalami pasang surut dalam berbenah untuk menjadi negara yang lebih baik. Dalam perjalanannya Indonesia telah melalui beberapa rezim pemerintahan. Dua rezim yang memiliki andil besar dalam perkembangan Indonesia sekarang. Dua rezim tersebut adalah Orde Lama dan Orde Baru. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang kedua orde tersebut tercetus, simak penjelasannya di bawah ini.


Pada tahun 1950 Soekarno menetapkan sistem pemerintahan bagi Indonesia yang dikenal dengan sistem pemerintahan demokrasi liberal. Sistem ini memiliki arti presiden hanya bertindak sebagai kepala Negara yang memiliki hak untuk mengatur formatur pemilihan kabinet, sehingga tanggung jawab pemerintahan ada di tangan kabinet. Namun bukan berati dengan adanya Kabinet pemerintahan Indonesia berjalan mulus. Beberapa hambatan pun masih ditemui terutama dari tubuh parlemen itu sendiri. Selain itu, bentuk negara yang belum sempurna serta adanya beberapa daerah yang masih di bawah kekuasaan belanda membuat kabinet mengalami kesulitan dalam menjalankan kebijakan yang telah dibuat.

Selain itu, kebijakan ekonomi orde lama bersifat lebih tertutup. Pada masa ini kondisi perkenomian di Indonesia cukup terpuruk. Hal ini dipicu ole kosongnya kas negara, hingga eksploitasi saat penjajahan yakni Belanda yang menerapkan blokade ekonomi dan inflasi sehingga memicu daya beli masyarakat begitu rendah.

Seperti yang kita ketahui, ada masa-masa kelam yang telah dilalui bangsa ini. Salah satunya adalah peristiwa yang masih menyisakan luka hingga saat ini yakni kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap pemerintahan Indonesia beberapa puluh tahun silam. Puncaknya pada 30 September 1965 beberapa Jenderal TNI diculik, disiksa, dan dibunuh oleh para pemberontak pada masa itu. Saat itu Indonesia menjadi kacau.

Persitiwa mengenaskan yang terjadi pada beberapa Jendral TNI membuat munculnya rasa benci yang amat besar terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI). Tak hanya diam, masyarakat dan TNI melakukan penangkapan dan pembantaian kepada anggota PKI di berbagai daerah di Indonesia.
Akibat aksi balasan tersebut, keadaan Indonesia semakin kacau. Kerusuhan terjadi di beberapa daerah sehingga keamanan Negara pun menjadi rentan. Rakyat pun mulai tak lagi mempercayai pengaruh dan kekuasaan presiden Soekarno karena masalah tersebut. Tak dapat dielakkan, demonstrasi pun bermunculan. Mereka menuntut agar PKI dan organisasi-organisasi pendukungnya agar dibebaskan.
Tak hanya diam, Soekarno pun melakukan pegerakan dengan melakukan mengganti kabinet Dwikora tepat pada tanggal 21 Februari 1966 . Namun upanya tersebut masih sia-sia. Masyarakat masih beranggapan bahwa  masih ada unsur komunis dalam kabinet baru tersebut. Kabinet tersebut dikenal dengan “Seratus Menteri”.

Pada masa genting itu, Soekarno memutuskan untuk melepas jabatannya sebagai presiden. Tepat pada tanggal 11 Maret 1966 Soekarno menandatangani SUPERSEMAR yang isinya berupa mandat kepada Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia. Kemudian pada 22 Februari 1967 Soeharto resmi diangkat menjadi presiden RI ke-2 melalui Ketetapan MPRS No. XV / MPRS / 1966 dan sidang istimewa MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) pada tanggal 7 – 12 Maret 1967.

Orde Baru atau yang biasa disebut dengan Orba adalah sebutan pada masa pemerintahan presiden kedua Indonesia yakni Soeharto yang menjabat lebih dari 30 tahun. Masa pemerintahan ini dimulai sejak tahun 1966 setelah Soeharto resmi menggantikan Presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Selama 32 tahun Soeharto menjabat sebagai presiden, Indonesia mengalami perubahan yang begitu terasa. Mulai dari berkurangnya pengangguran hingga mendapatkan pinjaman dana dari luar negeri. Selain itu pada masa orde baru kebutuhan primer rakyat pun terpenuhi.

Namun, dibalik itu semua ada permasalahan serius yang dihadapi bangsa Indonesia. Tak dapat dielakkan Korupsi besar-besaran terjadi di lapisan masyarakat. Selain itu, pembangunan hanya terpusat di ibu kota sehingga terjadi kesenjangan yang cukup besar antara masyarakat kota dengan di desa. Kemudian, banyak terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) karena pada pemerintahan masa itu beranggapan bahwa kekerasan mampu menyelesaikan masalah.

Tidak dapat dipungkiri, Sistem Pemerintahan Orde Baru Masa Presiden Soeharto juga mendatangkan dampak cukup signifikan yang berpengaruh dengan keadaan Indonesia saat ini.


LihatTutupKomentar